Kapolres Bersama Dengan Forkopimda Cek Kesiapan Launching Kampung Tangguh Kota Probolinggo
Mengecek persiapan launching Kampung
Tangguh pada bulan Juni mendatang, Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin,
Wawali Mochammad Soufis Subri dan Kapolresta AKBP Ambariyadi Wijaya S.I.K S.H
M.H mengecek salah satu kampung di Kelurahan Tisnonegaran, Kamis (28/05/2020).
Bertempat di balai RT 2 RW 6 Kelurahan
Tisnonegaran, Kecamatan Kanigaran pengecekan tersebut diikuti Camat Kanigaran
Agus Rianto, Lurah Tisnonegaran Siti Hodijah dan ketua RT serta warga setempat.
“Nanti di dalam balai RT ini akan
dipasang struktur, menjadi posko dan ada pasar murah. Lumbungnya bisa di
sebelah balai RT. Pasar murahnya juga ada di kawasan ini,” ujar AKBP Ambariyadi
Wijaya, kepada Wali Kota Habib Hadi dan Wawali Subri.
Kapolres juga mengatakan pengecekan
ini terkait rencana kunjungan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa
beserta dengan Kapolda Jatim dan Pangdam V Brawijaya, bulan depan. Masih
menurut Kapolres, Kecamatan Mayangan dan Kanigaran direncanakan dikunjungi
karena hasil scanning tertinggi tingkat penderita COVID 10 di Kota Probolinggo.
“Kampung Tangguh yang didirikan di
semua lima kecamatan diharapkan melibatkan semua elemen masyarakat di
masing-masing wilayah. Tujuannya, memberikan edukasi, meningkatkan kesadaran
serta kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan menghadapi
pandemi COVID 19”, ucap AKBP Ambar.
Menurut Walikota Probolinggo, selain
untuk menggerakkan ekonomi bagi warga di kampungnya, keberadaan RT dan RW
menjadi satgas pendukung demi memutus mata rantai penyebaran COVID 19.
“Ya, Kampung Tangguh ini sebagai upaya
memutus mata rantai COVID 19 di tingkat RT dan membuat masyarakat terbiasa
dengan kondisi yang dihadapi bersama. Kami berharap keberadaan Kampung Tangguh
bisa menguatkan masyarakat dari sisi kesehatan, ekonomi dan sebagainya,” ujar
Wali Kota Habib Hadi.
Sementara itu, yang unik dari
pengecekan siang itu adalah nama dari kampung tersebut. Kampung ini
mendeklarasikan diri sebagai KAPEKA alias Kampung Pengawasan Kamera. Pasalnya,
1 RT yang terdiri dari 3 gang permukiman tersebut terpasang kamera pengawas.
Pengadaan kamera dilakukan secara swadaya dan kesadaran masing-masing warga.
“Sudah tiga kali lebaran ini kampung
kami jadi KAPEKA. Awalnya satu gang ini pasang cctv karena khawatir ditinggal
pas mudik semua. Lalu lama-lama kok enak, akhirnya semua pasang di setiap gang
dan ada rumah-rumah yang pasang sendiri,” cerita Nurgiono, warga RT 2 yang
tinggal di Gang Sawunggaling.
Nugiono mengisahkan, selama tiga tahun
ini tidak ada hal buruk yang terjadi dan terekam di kamera cctv. Hanya saja,
yang semua berpraduga rusaknya spanduk karena sengaja dirusak akhirnya
terbantahkan. “Setelah dilihat cctv, ternyata ditabrak truk. Ya ini salah satu
enaknya kalau ada cctv,” sambungnya.
Post a Comment