Polres Probolinggo Kota Berikan Bantuan Kepada Keluarga Napiter
Wajah
dan raut wajah yang gembira nampak dari para keluarga narapidana terorisme
(napiter) di kompleks perumahan daerah Sumber Taman, Kecamatan Wonoasih, Kota
Probolinggo. Duduk sambil bercengkrama bersama Kasatbinmas Polres Probolinggo
Kota Iptu Retno saat silaturahmi dan menyerahkan bantuan kepada tiga keluarga
napiter tersebut.
Ketiga
keluarga napiter tersebut, yakni Yn (35), istri napiter Doni; keluarga Sd (56),
istri napiter Bambang Susianto; dan Hh (38), istri napiter Haris.
“Kami
menyampaikan bantuan dari Kapolres Probolinggo Kota AKBP
Ambariyadi Wijaya kepada para keluarga, Jumat (19/12) kemarin. Selain itu, menyampaikan tawaran bantuan pendidikan
pondok maupun sekolah umum dari Wali Kota Probolinggo,” ujar Kasatbinmas Polres
Probolinggo Iptu Retno, Minggu (21/12).
Kata
Retno, tawaran bantuan pendidikan tersebut ditolak dengan alasan anaknya sudah
diikutkan belajar hafalan Alquran di pondok.
“Kalau
kondisi para napiter dalam keadaan sehat. Untuk vonis rata-rata 3 tahun kecuali
napiter Doni divonis 3,5 tahun, Fatwa
dan Agus divonis 4 tahun. Para napiter menjalani kurungan penjara di beberapa
Lapas yaitu napiter Fatwa, Haris, Agus dan Doni di Lapas Gunung Sindur, Bogor.
Sedangkan terdakwa lainnya seperti
Irfan, Wisnu, dan Bambang
Susianto ada di Lapas Cipinang Jakarta,”
jelas kasatbinmas.
Dikatakan
Retno, bahwa silaturahmi tersebut sebagai bentuk perhatian dari Polres
Probolinggo Kota agar pihak keluarga napiter merasa mendapat dukungan moril dan
sebagai upaya penggalangan agar keluarga napiter tetap mau terbuka, dan dapat
menjalin komunikasi untuk mengetahui perkembangan penahan suaminya.
“Rencana
awal kunjungan silaturahmi akan
dilakukan terhadap 6 orang, namun yang bisa ditemui hanya tiga orang. Sedangkan
lainnya masih posisi di luar kota. Selanjutnya akan diagendakan kembali untuk
keluarga napiter yang belum dikunjungi. Selama kegiatan silaturahmi berlangsung
situasi dalam keadaan aman dan kondusif,” tutur Retno.
Retno
juga meminta keluarga napiter untuk tak segan meminta bantuan jika ada yang
diperlukan. Bahkan, kepada keluarga napiter untuk tidak menjustifikasi Polri
itu menyeramkan, karena di Polri terbagi beberapa bagian dan tugas, baik itu
penindakan maupun pelayanan kepada masyarakat.
“Polisi
diperintahkan untuk perlindungan, pengayoman, dan pelayanan, kepada masyarakat,
termasuk para ummaha atau keluarga napiter. Kita juga akan terus lakukan
komunikasi apa yang mereka perlukan. Agar program deradikalisasi bisa terus
dilakukan,” ungkapnya.
Post a Comment