Berawal Dari Media Sosial, Subbag Humas Polres Probolinggo Kota Bagikan Paket Sembako Pada Warga
Pandemi Covid-19 yang
terjadi saat ini berdampak kepada seluruh lapisan masyarakat salah satunya
adalah pedagang makanan.Berawal dari informasi dari inbox di Fanpage Facebook
bahwa ada sebagian pedagang di Rest Area Tongas yang belum mendapatkan bantuan
dari pemerintah daerah setempat.
Maka sebagai bentuk
sinergitas bahwa tugas kepolisian adalah mendukung kebijakan pemerintah dan
mengisi kekosongan tersebut agar masyarakat yang terdampak dapat mendapatkan
bantuan.
Adapun
pertimbangannya yaitu mereka terdampak pembatasan jam operasional seperti pasar
tradisional pada umumnya, sedangkan warung ramai di sore dan malam hari, warung
tersebut merupakan sumber utama penopang ekonomi keluarga, janda, bukan
penerima PKH, dan belum mendapat bantuan dari pemerintah daerah / pusat.
Mendapati fakta
tersebut (05/05/20), Kapolres Probolinggo Kota AKBP Ambariyadi Wijaya S.H S.I.K
M.Hum menunjuk Subbag Humas untuk memberikan langsung paket sembako berisi
beras 5kg, minyak goreng 1 liter dan 4 bungkus mie instan kepada warung-warung
tersebut dengan harapan bisa meringankan beban dan beribadah puasa ramadhan
dengan ketenangan dalam menunjang kebijakan pemerintah terkait pemutusan
penyebaran covid-19.
Ps Paur humas Polres
Probolinggo Kota Bripka Choirul Anwar S.H kepada tim Tribratanews mengatakan,
para penerima sembako tersebut adalah warga yang membuka warung di rest area
kecamatan Tongas dan terdampak efek ekonomi dari adanya pandemi covid 19 ini.
“Sebelum adanya
covid, hasil dari jualan para warga di rest area ini mampu memenuhi kebutuhan
hidup mereka sehari-hari. Namun, semenjak menyebarnya virus corona, dagangan
mereka jadi tidak ada yang membeli,” terang Bripka Choirul.
Bripka Choirul juga
menambahkan, warga penerima bantuan di rest Area Tongas ini diantaranya adalah
:
- Warung rujak Mbak Ida. Sebelum
Pandemi biasa mendapatkan omset 200rb-300rb. Namun saat ini turun menjadi
30-50rb belum termasuk kerugian (masakan saji).
- Warung ayam geprek Rusdiana. Sebelum
Pandemi biasa mendapatkan omset 100-200rb. Namun saat ini turun menjadi 10-50
rbu. Suami istri kerja di warung tersebut dengan 1 anak dan tinggal di rest
area tersebut sejak 1,5 tahun yang lalu.
- Warung lestari. Sebelum Pandemi biasa
mendapatkan omset 100-200rb (buka 24 jam). Namun saat ini turun menjadi 20-50
rbu. Suami istri kerja di warung tersebut dengan 1 anak dan tinggal di rest area
tersebut.
- Mie ayam Pak Sudiyono. Sebelum
Pandemi biasa mendapatkan omset 300-400rb. Namun saat ini turun menjadi 20-50
rb (belum termasuk kerugian karena masakan sajinya hanya bertahan 1 hari).
Suami istri kerja di warung tersebut dengan 3 anak.
- Warung umik Farida (Janda dan tinggal
di warung). Sebelum Pandemi biasa mendapatkan omset 200-400rb. Namun saat ini
warung tutup padahal masih mempunyai tanggungan 2 anak yang bersekolah.
- Bakso Beranak Brow. Sebelum Pandemi
biasa mendapatkan omset 100-200rb. Namun saat ini turun menjadi 60-100 rb dan
harus tutup karena merugi (masakan saji) dimana pasangan suami istri tersebut
menggantungkan ekonominya di warung tersebut.
- Warung kikil Mbak Nia. Sebelum
Pandemi biasa mendapatkan omset 100-200rb. Namun saat ini turun menjadi 30-50rb
(belum kerugian karena masakan saji).
“Semoga pandemi
covid-19 ini segera berakhir dan perekonomian segera pulih kembali seperti
sedia kala.” Harap Ps. Paur humas
Post a Comment